Berawal dari kepanasaranan orang tua saya akan waduk Jatiluhur, maka saya dan kedua orang tua saya berangkat ke sana sembari mengi unjungi salah satu keluarga kami yang tinggal di sana. Kami berangkat dari Bekasi Timur naik angkutan umum.
Dari Bekasi Timur kami naik bus Primajasa arah Garut yang rutenya memang lewat Purwakarta. Rute bus Primajasa ini adalah Bekasi - tol cikampek-masuk ke purwakarta- masuk tol Ciganea/Jatiluhur-Tol Cipularang-Cileunyi- Garut. Jadi untuk mencapai Jatiluhur ini kami turun sesaat sebelum bus masuk tol Ciganea. Harga tiketnya pun sangat murah yaitu hanya Rp 10 ribu saja.
penampakan perahu. *foto diambil saat arah pulang |
Setelah turun dari Bus, kami naik angkot, kalo tidak salah no.10/11 (lupa :p ), tanya saja apakah angkot tersebut menuju waduk atau tidak. Sesuai saran saudara saya, kami naik angkot tersebut dan turun di Service . Iya service , entah kenapa namanya service mungkin karena di kawasan ini tersedia banyak perahu yang "melayani (service) " pengangkutan penumpang ke sebrang. Kami membayar angkot sekitar Rp 7rb per orang. Setelah sampai di Service kami naik perahu dengan membayar Rp 20rb . Awalnya saya berfikiran kalo dengan tarif segitu (di kawasan wisata) paling cuma sekitar maksimal 10 menit sudah sampai tujuan. Tapi ternyata tidak, kami naik perahu sekitar 30 menitan karena memang jauh. Puas banget lah naik perahu di waduk jatiluhur :D
view jatiluhur diambil dari perahu |
Sesuai arahan dari saudara saya, maka kami meminta kepada Pak Supir perahu untuk menurunkan kami di Astap tepatnya bilang "Mak Ecoh" . Mak Ecoh adalah nama Mertua saudara saya yang lumayan terkenal di sekitar jatiluhur karena beliau adalah penjual ikan (pengumpul ikan dari nelayan untuk dijual ke siapa saja yang mau beli). Kami pun berhenti tepat di rumah Saudara kami tersebut.
Setelah beramah tamah, Saudara saya menawarkan apakah kami ingin keliling berperahu di waduk jatiluhur ini. Tentu saja saya mengiyakan. Alhamdulilahnya adalah karena saudara saya ini punya perahu. Jadi kalo di Jakarta orang-orang memiliki sepeda motor untuk mempermudah mobilitas mereka maka orang-orang di sini memiliki perahu untuk alasan yang sama.
Maka anak Saudara kami membawa kami berkeliling-keliling waduh dengan perahu, salah satu tempat yang kami kunjungi adalah tempat mereka menanam ikan, ah entah apa namanya (lupa lagi). Foto di bawah adalah tempat yang dimiliki saudara saya. Banyak tempat seperti ini di waduk jatiluhur tapi sedihnya adalah banyak dari tempat tersebut yang dimiliki oleh orang luar sedangkan orang jatiluhur hanya berstatus sebagai pekerja. Yahhhh, kok gitu sih? Hikss, padahal akan lebih sejahtera jika mereka yang punya. Kata saudara saya, masalah utamanya apalagi kalo bukan modal. ah uang, memang punya kekuatan seperti itu.
tempat nanam ikan |
*ditulis dalam rangka mengisi kekosongan tulisan selama beberapa lama :p . Saya lupa tepatnya saya datang ke waduk jatiluhur ini . Antara januari atau Februari mungkin hehe