sunset

sunset

Sunday, 20 March 2011

Tanpa judul

Ketidakfokusan ini begitu mengganggu. Ketidakfokusan yang sangat sulit untuk dikendalikan. Ketidakfokusan yang menyebabkan saya tidak dapat melakukan multitasking. Apa penyebabnya? Tragedi di angkot? Sepertinya bukan. Hal ini telah berlangsung kurang lebih 2 minggu sebelum kejadian itu. Tragedi di angkot mungkin hanya menambah ketidakfokusan ini. Apa penyebabnya?entahlah, saya belum menemukan alasannya.
Apa efek ketidakfokusan ini? Malas 3 sektor, begitu saya menyebutnya. Religi, akademik dan ekonomi. Mengerjakan ibadah sebatas rutinitas dengan mengurangi intensitasnya, belajar dengan sebenar-benar alakadar (bahkan untuk menghadapi uts sekalipun). Berkegiatan entrepreneur yang cuek tak terkira (aneh, bahkan saya bisa malas di kegiatan yang merupakan passion saya T.T )
Berbagai cara telah saya upayakan untuk menanggulangi hal ini. Hasilnya? Tak ada perubahan yang saya rasakan. Sungguh, saya benci kondisi ini. Kondisi yang menyebabkan saya tidak produktif di segala bidang. rasanya ingn mengunjungi tempat yang tinggi (tapi tidak berpenghuni) dan berteriak sekencang-kencangnya atau berada di ruang kedap suara dan menangis sepuas-puasnya.Memang tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi setidaknya saya dapat mengeluarkan kesal (terhadap diri sendiri) ini. Hmm,,mengapa saya begitu mengecewakan seperti ini???
Ingin rasanya bercerita kepada seseorang untuk mencari alasan dan segera menemukan solusi. Ibu, misalnya. Namun, saya tidak biasa untuk membuka masalah saya. Selain karena merasa hal ini hanya akan menambah beban pikiran beliau, tapi lebih ke arah karena saya memang tidak sanggup untuk bercerita kepada beliau. Malu atau takut adalah dua alasan kuat untuk tidak melakukannnya.
Seorang teman? Hmm, ini sama sulitnya bagi saya. Saya biasanya menyatakan masalah saya kepada mereka saat saya telah berhasil menyelesaikannya (sendiri). Bukan seperti saat ini.Terkadang saya menyesali diri mengapa saya (tampak) mandiri. Merasa diri dapat menyelesaikannya sendiri.
Kangen sosok seorang pendamping asrama yang dulu selalu aktif menanyakan keadaan ruhiah saya. Beliau akan tersenyum saat mendengarkan saya bercerita dan akan menyemangati saya dengan kata-kata bijaknya. Kangen sosok seorang kakak mentor jaman TPB yang dulu selalu bersedia menjadi pemendam rahasia-rahasia saya. Tapi sayangnya, mereka berdua sedang sibuk dan saya tak berniat untuk mengganggu mereka.
Berlarut-larut dalam masalah ini hanya akan menbuat banyak kerugian. Ya, saya tahu itu. Tapi ini belum efektif mengaktifkan kembali sel-sel semangat yang ada di diri ini. Hadeuh. T.T
[ Entah mengapa, (berharap) merasa akan lebih baik setelah mengorat-oret tulisan ini ]

1 comment: