sunset

sunset

Wednesday, 30 March 2011

Faktor Langit

Faktor langit? Mungkin sebagian orang yang membaca kata ini akan sedikit mengernyitkan dahi sambil menerka-nerka apa maksud kata ini. Faktor langit !! Hmm,,suatu kata yang terkesan berhubungan dengan benda yang jatuh dari langit, keberuntungan, harapan atau apapun yang serupa dengan makna ini.Eits, faktor langit ini tidak ada sedikitpun menyinggung tentang hal-hal itu :-p . Faktor langit yang akan saya tulis ini berhubungan dengan salah satu dari praktikum yang telah saya lakukan di semester ini.

Pada semester 6 ini, tema untuk praktikum yang dilakukan adalah Fisika bangunan.Fisika bangunan adalah salah satu sub jurusan yang ada di lingkungan program studi teknik fisika itb.Di sub jurusan ini, akan diajarkan segala hal yang berhubungan dengan bangunan. Namun, berbeda dengan teknik sipil yang merancang kekokohan bangunan atau teknik arsitektur yang mengarahkan pada bangunan yang bernilai seni, teknik fisika lebih mengarahkan kepada faktor kenyamanan manusia terhadap suatu bangunan yang didiami tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan ini adalah faktor pencahayaan dalam ruangan.

Faktor langit berhubungan dengan faktor pencahayaan alami siang hari. Faktor langit merupakan komponen pencahayaan alami siang hari yang berasal dari langit yang menyatakan angka karakteristik yang digunakan sebagai ukuran keadaan cahaya alami siang hari di berbagai tempat dalam suatu ruangan. Selain faktor langit, pencahayaan alami siang hari juga dipengaruhi oleh faktor refleksi dalam dan faktor refleksi luar ruangan.

Untuk mengetahui faktor langit di suatu tempat, maka kita dapat melakukan perhitungan yang lumayan njelimet seperti yang ada di sini :D

Dengan belajar melalui praktikum modul ini (modul 4 : pencahayaan alami siang hari), kita dapat mengetahui syarat-syarat suatu ruangan yang layak untuk melakukan berbagai kegiatan Kita pun dapat melakukan perancangan suatu ruangan agar memiliki pencahayaan alami siang hari yang optimum sehingga dapat mengurangi konsumsi energi listrik untuk penerangan siang hari di dalam ruangan yang notabenenya tidak perlu dilakukan.

Praktikum modul ini saya agak lebih ngerti (apa yang dilakukan) dibanding 2 modul sebelumnya. Walaupun dengan perhitungan yang sudah sangat cukup membuat njelimet dan kesal saat membuat laporan praktikum (padahal dikerjakan secara berkelompok :-p ), tetapi kata faktor langit yang tertera di dalamnya telah mampu memancing saya untuk menuliskannya di blog ini he..


Sunday, 20 March 2011

Tanpa judul

Ketidakfokusan ini begitu mengganggu. Ketidakfokusan yang sangat sulit untuk dikendalikan. Ketidakfokusan yang menyebabkan saya tidak dapat melakukan multitasking. Apa penyebabnya? Tragedi di angkot? Sepertinya bukan. Hal ini telah berlangsung kurang lebih 2 minggu sebelum kejadian itu. Tragedi di angkot mungkin hanya menambah ketidakfokusan ini. Apa penyebabnya?entahlah, saya belum menemukan alasannya.
Apa efek ketidakfokusan ini? Malas 3 sektor, begitu saya menyebutnya. Religi, akademik dan ekonomi. Mengerjakan ibadah sebatas rutinitas dengan mengurangi intensitasnya, belajar dengan sebenar-benar alakadar (bahkan untuk menghadapi uts sekalipun). Berkegiatan entrepreneur yang cuek tak terkira (aneh, bahkan saya bisa malas di kegiatan yang merupakan passion saya T.T )
Berbagai cara telah saya upayakan untuk menanggulangi hal ini. Hasilnya? Tak ada perubahan yang saya rasakan. Sungguh, saya benci kondisi ini. Kondisi yang menyebabkan saya tidak produktif di segala bidang. rasanya ingn mengunjungi tempat yang tinggi (tapi tidak berpenghuni) dan berteriak sekencang-kencangnya atau berada di ruang kedap suara dan menangis sepuas-puasnya.Memang tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi setidaknya saya dapat mengeluarkan kesal (terhadap diri sendiri) ini. Hmm,,mengapa saya begitu mengecewakan seperti ini???
Ingin rasanya bercerita kepada seseorang untuk mencari alasan dan segera menemukan solusi. Ibu, misalnya. Namun, saya tidak biasa untuk membuka masalah saya. Selain karena merasa hal ini hanya akan menambah beban pikiran beliau, tapi lebih ke arah karena saya memang tidak sanggup untuk bercerita kepada beliau. Malu atau takut adalah dua alasan kuat untuk tidak melakukannnya.
Seorang teman? Hmm, ini sama sulitnya bagi saya. Saya biasanya menyatakan masalah saya kepada mereka saat saya telah berhasil menyelesaikannya (sendiri). Bukan seperti saat ini.Terkadang saya menyesali diri mengapa saya (tampak) mandiri. Merasa diri dapat menyelesaikannya sendiri.
Kangen sosok seorang pendamping asrama yang dulu selalu aktif menanyakan keadaan ruhiah saya. Beliau akan tersenyum saat mendengarkan saya bercerita dan akan menyemangati saya dengan kata-kata bijaknya. Kangen sosok seorang kakak mentor jaman TPB yang dulu selalu bersedia menjadi pemendam rahasia-rahasia saya. Tapi sayangnya, mereka berdua sedang sibuk dan saya tak berniat untuk mengganggu mereka.
Berlarut-larut dalam masalah ini hanya akan menbuat banyak kerugian. Ya, saya tahu itu. Tapi ini belum efektif mengaktifkan kembali sel-sel semangat yang ada di diri ini. Hadeuh. T.T
[ Entah mengapa, (berharap) merasa akan lebih baik setelah mengorat-oret tulisan ini ]

Thursday, 17 March 2011

Kaulinan Barudak Lembur

Kaulinan Barudak Lembur, dalam Bahasa Indonesia ini berarti permainan anak-anak desa. Permainan anak-anak yang sangat ramah lingkungan dan murah (bahkan gratis) namun dapat menumbuhkan kreativitas ,kebersamaan, solidaritas, belajar berstrategi,dan mampu menciptakan keceriaan dalam kesederhanaan :D.Kaulinan barudak ini biasa dimainkan saat sore menjelang magrib di teras rumah, halaman rumah, lapangan maupun di jalan desa yang biasanya kendaraan hanya lewat sesekali saja (namanya juga jalan desa :-) ).

Sebelum melakukan suatu permainan, biasanya anak-anak akan saling “nyampeur” (mengajak dengan mendatangi rumah) temannya. Ada hal lucu jika mengamati anak-anak saat sedang mengajak temannya. Anak-anak biasanya hanya akan berdiri di depan rumah teman yang akan diajak sambil menyebutkan nama temannya itu dengan panggilan yang panjang dan suara yang diayun, misal : Niaaaaaaa, hayu urang ameuuuuung “ ( Nia ayo kita main ). Tingkah khas anak kecil :D
Berikut adalah kaulinan yang dulu sering saya mainkan bersama teman-teman saya :

1. Éncrak

Suatu jenis permainan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan saja. Permainan ini menggunakan batu kerikil (tapi bisa juga biji buah-buahan seperti biji buah sirsak) sebagai media.Untuk melakukan permainan encrak setidaknya diperlukan 2 orang pemain namun bisa juga dilakukan secara beregu dengan tidak ada pembatasan jumlah maksimum orang.

Sebelum bermain, setiap orang harus mencari batu kerikil dengan jumlah tertentu yang disepakati (biasanya 10). Setelah itu, setiap orang akan duduk berhadap-hadapan dengan lawan mainnya dan berkompetisi untuk mendapatkan kerikil sebanyak-banyaknya. Untuk mendapatkan kerikil ini maka anak tersebut harus mengikuti aturan-aturan dasar bermain encrak.

2. Seredet Gaplok

Berbeda dengan encrak yang menggunakan batu ukuran kecil, seredet gaplok menggunakan batu yang lebih besar, biasanya seukuran genggaman dua tangan . Batu ini kemudian disebut kojo.Permainan ini dapat dimainkan oleh anak perempuan dan laki-laki.

3. Ucing sumput

Petak umpet, begitu orang menyebut permainan ini. hmm, sebenarnya saya ga ngerti kenapa permainan ini disebut ucing sumput. Bukankah yang bersembunyi itu manusia bukannnya kucing ya? :-p

4. Pris-prisan

Untuk bermain pris-prisan, maka harus dibentuk 2 tim. setiap tim menjaga daerah kekuasaan dan anggota dalam timnya agar tidak direbut oleh tim lawan. Tim yang menang adalah tim yang dapat menginjakan kaki ke daerah khusus (bisa disebut camp) lawan.

5. Galah

Kebanyakan orang menyebutnya permainan benteng-bentengan.

6. Anyang-anyangan

Membuat makanan dari tanah atau dari tanaman-tanaman yang ada di sekitar untuk dijadikan masak-masakan, memainkan peran-peran atau profesi, hal ini dapat ditemui saat anak-anak memainkan permainan ini.

7. Éngklé

Berjalan dengan satu kaki di atas pola tertentu yang dibuat di atas tanah, menggunakan pecahan genteng atau keramik, hal-hal inilah yang akan kita lihat saat anak-anak bermain permainan ini.

Masih banyak lagi sebenarnya permainan yang ada, tapi cukup segitu yang saya bisa ( dan mau ) jelaskan ^_^ . Rame dan seru pokoknya permainan-permainan ini. Maka tak jarang permainan ini harus dibubarkan secara paksa oleh orang tua karena kami masih asik bermain, padahal adzan magrib telah terdengar,, he..

Namun, sayangnya saat saya pulang ke lembur, anak-anak di sana sudah berbeda dengan jaman saya waktu dulu. Permainan-permainan ini sudah jarang bahkan tidak sama sekali terlihat. Anak-anak sudah anteung dengan HP masing-masing.mereka sedang sibuk mendengarkan musik, di mp3, bersms ria atau bahkan facebook. Hmm, jaman sepertinya telah berubah.
Tapi satu hal yang saya pelajari dari permainan-permaianan ini yaitu kebahagiaan kadang tidak terukur oleh mewahnya alat penunjang permainan, tetapi bagaimana cara kita menikmati dan mensyukuri kesederhanaan serta kebersamaan yang ada ( ha..ha..sotoy :-p )


Sunday, 27 February 2011

Sekelumit Kecil Belajar Membuat Batik

Batik? Semua orang Indonesia sudah sangat familiar dengan satu kata ini, terlebih-lebih pasca terjadinya pengklaiman budaya negeri ini oleh negara tetangga. Kesan batik yang dahulu kolot dan terimagekan hanya diperuntukan untuk para Bapak untuk pergi ke kondangan, kini telah berganti menjadi sesuatu yang modis dan keren untuk digunakan kapan saja dan ke mana saja. Hmm,,bahkan secara tidak langsung terenggalakan hari jumat sebagai hari menggunakan batik.
Setiap daerah di Indonesia sebenarnya punya batik, yang membedakan antara satu daerah dengan daerah diantaranya adalah motif dan warna.
Kenapa tiba-tiba saya menulis tentang ini?? Karena saya baru saja mengikuti workshop pembuatan batik. Ya, sebuah workshop yang dilakukan oleh salah satu unit kesenian yang ada di kampus. Hari ini, pertama kalinya saya memegang dan menggunakan canting, alat untuk menempelkan malam ke kain. Dan hari pertama saya membuat batik :)
Sebenarnya kami (peserta workshop) ini dipersiapkan untuk menjadi trainner acara pemecahan rekor pada 12 Maret 2011 nanti. Maka tak heran jika panitia mengajarkan kami dengan sejelas-jelasnya tapi percayalah suasananya sangat santai. Sangat santai dengan diiiringi lagu khas jawa tengah (mungkin) yang saya tidak tahu apa itu artinya. he..
Berikut adalah langkah-langkah yang diajarkan panitia saat workshop berlangsung :
Hal pertama yang dilakukan dalam membatik adalah MOLA. Yup, membuat pola di atas kain putih dengan menggunakan pensil. Diusahakan sketsa yang ditorehkan di atas kain jangan terlalu tebal.
Kedua: MBATIK. Nah ini yang seru karena pada proses ini kita menggunakan canting untuk menempelkan lilin ke atas kain. Ada teknik khusus yang harus diperhatikan di sini yaitu posisi duduk dan posisi memegang canting. Kita harus duduk dengan tangan kanan berada di sebelah kanan kompor. Hal ini dimaksudkan agar jika lilin menetes,tidak mengenai orang lain yang ada di samping kita.
Untuk posisi canting adalah harus dipegang 45 derajat mengarah ke atas, bukan menunduk. Kenapa? Agar dapat menahan lilin yang ada di dalam canting supaya tidak menetes. Pada dasarnya bukan menuangkan lilin ke atas kain tapi membiarkan kain menyerap lilin yang didekatkan ke kain. Bingung? Ya gitu lah ya pokoknya :-p
Ketiga : Nyolet, yaitu memberi warna pada kain dengan menyapukan warna di atas kain menggunakan kuas. Nyolet adalah salah satu teknik pewarnaan pada batik selain pencelupan. Kelebihan nyolet dibanding celup adalah kita dapat mewarnai dengan banyak warna secara bersamaan dan tidak perlu Mbatik secara berulang-ulang. Namun, sebenarnya untuk warna yang lebih bagus memang dihasilkan dengan pencelupan.
Agar warna yang kita oleskan pada proses nyolet bertahan lama maka pada kain tersebut dioleskan oleh zat bernama WATER GLASS. Entah zat apa yang dimaksud. Agak lengket yang pasti.Setelah itu, kain dijemur sebentar.
Keempat: NGLOROD. Ni istilah jawa sepertinya untuk mendeskripsikan suatu teknik menghilangkan lilin yang menempel di kain dengan cara merebus kain dalam air yang ditambahkan soda ash. Soda ash berfungsi untuk mempermudah proses pelorodan.
Setelah itu, bilas kain dalam air dingin untuk memastikan tidak ada lilin yang masih menempel. Setelah itu, jemur deh kainnya. Saat kain kering, maka berakhirlah proses membatik :)
Proses ini hanya sekelumit kecil pembuatan batik karena sebenarnya pembuatan batik itu ada berbagai teknik yang berbeda-beda. Yang saya tulis di sini adalah hasil dari pembelajaran yang saya dapatkan saat pelatihan ini saja.



Ya, berhubung saya tidak pandai dalam menggambar dan saya belum mahir menggunakan canting , maka hasil membatiknya pun ya seperti itu. Tidak ancur banget si, Cuma agak ga jelas arahan ni gambar mau dibawa ke mana :-p

Ternyata proses pembuatan batik tidak semudah apa yang dibayangkan tapi memang seru kok. Sekali-kali mencoba hal baru itu menyenangkan lho :)

Sunday, 30 January 2011

Pintu Geser Otomatis Dengan Sensor PIR

Saat kita jalan-jalan dan memasuki pusat-pusat perbelanjaan, kita akan disambut oleh sebuah pintu otomatis yang akan dengan segera membuka saat kita mendekatinya. Dahulu, saya berfikir kalau sistem ini melibatkan sensor tekanan yang diletakan di bawah lantai dekat pintu yang akan segera merespon (membuka pintu) saat kita menginjaknya . Namun, ternyata sebagian besar pintu geser ini menggunakan sensor PIR (Passive Infra Red) yang mendeteksi panas tubuh kita.
Pintu geser otomatis dengan sensor PIR merupakan suatu perangkat yang dapat mendeteksi kehadiran manusia atau objek hidup lainnya melalui suhu tubuh yang dihasilkan. Pintu geser ini akan membuka secara otomatis saat ada objek hidup yang mendekat dan akan menutup setelah objek itu menjauh atau saat tidak ada objek yang mendekatinya.

Cara kerja
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dalam kondisi diam, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang dihasilkan digambarkan hampir sama dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas yang berbeda. Panas yang dihasilkan ini akan dideteksi sensor Pyroelectric dan diubah dalam bentuk arus yang berbeda-beda.
Arus yang dihasilkan diteruskan menuju ADC (Analog to Digital Converter) untuk dilanjutkan ke microcontroller. Microcontroller memproses sinyal dari ADC kemudian menentukan tindakan yang harus dilakukan, yaitu membuka atau menutup pintu. Keputusan ini dikirimkan dalam bentuk sinyal digital sehingga harus diubah oleh DAC (Digital to Analog Converter) agar dapat dimengerti sistem aktuator.
Pada sistem pintu geser otomatis ini digunakan motor DC sebagai aktuator untuk menggerakan pintu geser. Tegangan yang dihasilkan DAC umumnya hanya 0 sampai 5 Volt sehingga diperlukan catu daya tambahan sebesar 12 VDC untuk dapat menggerakan motor DC.
Proses kerja pintu geser ini dapat dilihat dari diagram di bawah ini :

Sistem kontrol
Pintu Geser Otomatis menggunakan sensor infra merah ini terdiri atas beberapa komponen yaitu :
1. Rangkaian Sensor, berfungsi sebagai indikator ada atau tidak adanya objek yang dideteksi. Sensor ini terdiri dari : Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.


2. Microcontroller, berisi program aplikasi yang berfungsi untuk mengendalikan kinerja keseluruhan sistem.
3. Rangkaian Driver Motor, berfungsi sebagai pengendali polaritas motor DC (sehingga motor dapat digerakkan dengan dua arah untuk membuka dan menutup pintu).
4. Rangkaian catu daya, berfungsi untuk mengubah arus 220 VAC menjadi tegangan 5 Volt DC yang digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian sistem kontroler dan sistem sensor serta tegangan 12Volt DC pada rangkaian sistem aktuator / motor.
5. ADC (Analog to Digital Converter), berfungsi agar sinyal input dapat diolah oleh microcontroller, dan DAC (Digital to Analog Converter) agar sinyal output microcontroller dapat dimengerti oleh sistem aktuator.

Daftar pustaka :
1.http://depokinstruments.com/2010/08/21/aplikasi-003-pintu-geser-otomatis-seri-pemantauan-gerakan-i-dalam-pengembangan/
2.http://electronical-instrument.blogspot.com/2010/07/sensor-passive-infra-red-pir-pada-pintu.html
3.http://octavianopratama.wordpress.com/2011/01/24/rangkaian-miniatur-rumah-dengan-pintu-otomatis-dan-atap-otomatis-menggunakan-mikrokontroler-at89s51-basic-compiler/