sunset

sunset

Wednesday, 19 June 2013

Hakikat Belajar- Tere Lije

Hakikat Belajar

Orang dewasa, saat ditanya, kenapa kita belajar menulis? Kalau jawabannya: agar bisa menerbitkan buku. Maka itu benar2 membelokkan tujuan mulia dari menulis. Saat ditanya, kenapa kita belajar memasak? Kalau jawabannya: agar bisa jadi master cheft, punya restoran mahal, maka itu juga benar2 membelokkan tujuan mulia dari memasak. Orang dewasa, saat ditanya, kenapa sekolah tinggi2? Kalau jawabannya: agar bisa kaya raya, berkuasa, maka itu benar2 membelokkan tujuan mulia dari mencari ilmu.

Anak-anak, saat ditanya, kenapa kita belajar naik sepeda? Tidak ada anak-anak yg akan menjawabnya, agar bisa jadi pembalap sepeda, bisa ikut tour de france. Kebanyakan akan menjawab karena senang saja, karena ingin bermain sepede bersama teman yang lain. Simpel, tapi menjelaskan tujuan yang mulia. Juga saat belajar main bola, berenang, anak2 akan menjawabnya sederhana. Atau bilang ingin seperti Om Messi, Om Ronaldo, tapi maksud mereka main bolanya seperti dua Om itu, bukan gaya hidup, kaya raya--orang dewasalah yang kadang menakjubkan begitu jauh mikirnya.

Kenapa kita lupa betapa sederhananya waktu dulu kita jadi anak-anak? Kita belajar merangkak, buat apa? Kita belajar berjalan, buat apa? Kita belajar berlari, buat apa? Kita lakukan saja, dengan senang hati. Dan berhasil semua. Tidak ada yang gagal belajar waktu kecil, bukan? Mayoritas sukses semua. Itu benar, kita kadang digoda dengan cokelat, mainan oleh orang tua, dan kita tertawa patah-patah melangkahkan kaki mendekat, tapi mana ada anak kecil yang perhitungan sekali saat belajar. 

Saya tidak tahu, pada detik ke berapa kita mulai punya pemahaman yang terbalik soal proses belajar ini. Entahlah. Siapa yang memulainya, siapa yang menanamkannya. Karena menurut hemat saya, akan indah sekali, saat semua orang belajar menulis, misalnya, dia simply hanya ingin menulis, dan terus, terus, terus menulis. Kesuksesan akan datang sendiri. Buku2 akan terbit. Dan berbagai milestone lainnya. Kenapa kita belajar tinggi2 untuk jadi dokter? Akan sangat indah saat orang2 hanya ingin menjadi dokter yang baik, membantu banyak orang. Kesuksesan akan datang sendiri. Kaya, terkenal. Bahkan saat kita tolak semua materi tersebut, kita menjauh, urusan duniawi itu tetap mendekat-dekat.

Ini kesekian kali saya menulis tentang hakikat proses belajar. Maka semoga satu-dua saja paham, mulai memutuskan menyukai sekolahnya, kuliahnya, sebenar-benarnya karena ingin mencari ilmu, itu sudah sebuah langkah awal dari sebuah proses panjang yang menyenangkan. Se-aneh apapun pilihan jurusan kita, setidak terkenal, dianggap remeh, kita tetap bisa menjadi yang terbaik jika tujuannya memang belajar dan menjadi terbaik di bidang itu. Lakukan dengan riang, lakukan tanpa beban, dan kita lihat hasilnya.

Pegang tulisan ini, dan silahkan cerita 10-20 tahun lagi. Apakah rumus ini keliru atau benar.

*Tere Lije


Orang yg berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang yg terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.”
Mario Teguh



Monday, 20 May 2013

Jaket Almamater ITB

Jaket Almamater ITB pertama kali saya lihat adalah saat saya duduk di bangku SMA kelas 2 saat mengikuti sebuah acara yang diselenggarakan oleh kakak-kakak mahasiswa ITB asal Garut, pesta pendidikan namanya. Keren sekali melihat kakak-kakak tersebut mengenakan jaket almamater kampus mereka, apalagi saat mereka bersama-sama mengucapkan "salam ganesha", super keren. Mungkin jaket almameter ini adalah salah satu motivasi saya masuk ITB hehe..

Setelah saya masuk ITB dan menerima jaket alamamater warna hijau kebiru-biruan tersebut, bangga rasanya :D . Namun sayang, terhitung hanya beberapa kali saja mengenakan jaket almamater ini. Di ITB, mengenakan jaket almamater seolah tidak biasa. Silakan saja pakai jaket tersebut di kampus, dan hitunglah berapa banyak teman yang akan bertanya "Ada acara apa?" haha...

Menggunakan jaket almamater ini hanya pada saat acara penerimaan mahasiswa baru dan acara-acara tertentu saja. Berikut adalah foto-foto saya saat mengenakan jaket almamater, dan percayalah hampir sebagian besar dipakai saat berada di luar kampus ITB hehe..

1. Latihan Kepemimpinan Mahasiswa ITB -2009
Kegiatan ini diselenggaran oleh Lembaga Kemahasiswaan ITB bekerja sama dengan Kodim Siliwangi di Dodik Bela Negara, Lembang. Diselenggarakan selama seminggu bagi 150 mahasiswa/i ITB berbagai jurusan (saat itu status saya masih mahasiswa FTI karena belum penjurusan). Belajar bermacam hal dari baris-berbaris, kepemimpinan, nembak dan juga  belajar  MARS ITB dari bapak-bapak tentara haha.. asa kebalik :p

2. Temu ETOS Nasional-2009
Diselenggarakan oleh manajmen ETOS (salah satu lembaga beasiswa) sebagai ajang pertemuan antara 150 penerima beastudi ETOS di seluruh Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan di Parung, Bogor juga Depok dan Jakarta selama seminggu.

3. Ospek Jurusan
                                    
Ospek Jurusan merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan sebelum kita menjadi anggota biasa di himpunan jurusan, bagi saya HMFT, Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik. Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, hanya pada akhir pekan saja. Pada kegiatan Ospek jurusan ini saya dan teman-teman satu jurusan melakukan berbagai macam acara seperti bakti sosial, seminar, dan kegiatan menyenangkan lainnya. 

4. Kuliah Kerja Teknik Fisika Angkatan 2008, Januari 2011
                                       
Kegiatan ini dilakukan selama seminggu saat saya dna teman-teman sejurusan berada di tingkat 3. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar kita mengetahui gambaran seperti apakah dunia industri yang akan kami hadapi nantinya saat kami sudah lulus. Terdapat beberapa industri dan tempat yang kami kunjungi seperti PLTU kamojang, Garut, Pupuk Kujang, Cikampek, Krakatau Steel, Cilegon, Usmar Ismail, dll. 

5. Penerimaan hadiah Bussines Plan Tanoto Foundation

Lomba pembuatan rencana bisnis yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation. Semua lomba dilakukan secara jarah jauh. Yah, jarak jauh karena bahkan wawancara saat seleksi tahap dua dilakukan dengan menggunakan Skype. Foto ini diambil pada saat acara penerimaan hadiah yang diberikan di gedung Tanoto Foundation, Jakarta.

6. Lomba Nanoversion 2011

Liburan sekaligus ikut lomba, mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan kegiatan yang kami lakukan haha.. . bagaimana tidak jika sesaat sebelum lomba, salah satu teman saya memimpin do'a dan mengucapkan "apapun hasil dari perlombaan ini, maka tidak boleh menggangu liburan kita karena tujuan utama kita adalah liburan " haha.. . Alhamdulilah lomba yang diselenggarakan ITS, Surabaya ini berbuah kemenangan bagi kami sehingga sangat tidak mengggangu liburan kami di Sidoarjo dan Malang . :D

Nah, benarkan kebanyakan acara di mana anak ITB mengenakan jaket almamater adalah saat acara-acara seremonial dan kebanyakan di luar kampus. hehe..

Dan saat ini setelah saya lulus Juli 2012 lalu, jaket almamater saya tersimpan rapi di lemari di kamar rumah di Garut. Percayalah karena hanya beberapa kali dipakai selma empat tahun yang lalu, jaket almamater ini masih terlihat bagus :D . Ah, jadi kangen pake jaket almamater lagi hehe..

Thursday, 25 April 2013

Mari Riang Dan Gembira :D

" Tetap riang dan gembira, jangan kalah sama anak TK!
Salam, dan kamu tau, itu adalah salam Sayang."
- Pidi Baiq -

Monday, 22 April 2013

Yang Hilang Di Hari Kartini

Kita bersama selama 15 bulan, tapi saya relakan kamu pergi. Pergi di hari yang bersejarah, Hari Kartini, 21 April. 

Banyak hal yang telah kita lalui bersama, bahagia, sedih, senang, dan sendu. Berbagai tempat, beragam acara telah kita kunjungi bersama dan kamu mengabadikannya dengan baik. Puluhan bahkan ratusan lagu kamu nyanyikan untuk menemani saya di berbagai variasi suasana.

Maaf karena sering memperlakukanmu dengan kurang baik. Membiarkanmu terkena rintikan air hujan dan beberapa kali kamu pundung karena hal ini.  Terkadang pun saya mengabaikan keberadaanmu saat terlena menonton serial dorama atau sedang asyik berkristik.

Di menit-menit pertama saya kehilanganmu, saya berusaha menghubungimu. Terhubung namun hanya diam yang menjawab. Hal yang semakin membuat was-was karena kamu masih menyimpan semua kontak teman dan keluarga saya. Khawatir kamu khilaf dan melakukan hal yang tidak-tidak. Maka saya umumkan kepada beberapa teman dan keluarga bahwa saya kehilanganmu dan meminta mengabaikanmu jika sewaktu-waktu kamu menghubungi  mereka.

Maka saya relakan kamu pergi. Tak apa, karena kamu pergi setelah saya berhasil menghapus sebagian besar memorimu. Tak ada yang harus saya khawatirkan setelah saya benar-benar tidak dapat menghubungimu. Dadah...

 *balada kehilangan HP haha..

Wednesday, 10 April 2013

Barter di Era Modern


Salah satu istilah ekonomi yang dipelajari di Sekolah Dasar dan masih saya ingat adalah kata "barter". Barter, sebuah proses jual-beli dengan cara saling tukar menukar barang dengan barang, maksudnya tidak menggunakan perantara uang kalo kata Kang Wikipedia. Barter merupakan salah satu transaksi yang dilakukan sejak manusia belum mengenal mata uang, jaman baheula katanya. Saat ini hanya beberapa suku saja yang masih menggunakan metode ini seperti suku Baduy, Banten. Namun, sistem barter ini benar-benar masih terjadi lho di era modern, benar-benar terjadi bukan di pedalaman tapi di pusat kota. Iya? iya, serius :D

Pernah liat mamang yang jualan bubur makan ketoprak atau kebalikannya ga? nah itu salah satu contohnya. Percaya atau tidak, mamng yang jualan (ngider) kayak gitu seolah punya aturan tidak tertulis kalo mereka tidak mau menerima uang dari teman sesama mamang yang jualan (ngider)nya. Bagi yang belum tau, mamang yang jualan (ngider) keliling gitu punya trayek jualan masing-masing. Jadi mereka punya teman sesama pedagang keliling yang memiliki trayek jualan yang sama. Jadi kalo suatu saat mereka lapar (misalnya) dann bosen dengan jualannya sendiri maka bisa jadi sistem barter ini terjadi.

Walaupun ada aturan tidak tertulis seperti di atas (tidak mau menerima uang dari sesama teman pedagang), tapi bukan berarti salah satu pedagang jadi memanfaatkan momen untuk hal negatif seperti "meminta dagangan secara sepihak" . Tidak, tidak seperti itu. Alasan mereka tidak mau menerima uang itu lebih ke arah merasa segan untuk menerima uang. Mungkin ada yang pernah liat mamang angkot nolak dibayar oleh salah satu penumpangnya gara-gara penumpang tersebut adalah salah satu rekan supir angkot yang lagi "off" dari tugasnya (*halah :p) ? Nah, segan seperti itulah.

Mungkin ada yang penasaran kenapa saya tau sebegininya? hehe.. kadang suka iseng memperhatikan kalo lagi jajan di penjual yang ngider dan juga mendapat informasi langsung dari sumber yang sangat dapat dipercaya, Bapak kuring :D . Berhubung bapak saya juga jualan keliling jadi tau deh info-info kayak gini. Seperti kejadian seminggu lalu ketika Bapak bawa sebuah jeruk bali, iya sebulet gede gitu. Bapak bilangnya itu hasil tukeran dengan mamang buah dituker dengan tiga gelas bajigur dan makanan pelengkap lainnya.

Kalo dituker dengan sistem barter kayak gini nilai barangnya jadi kerasa lebih murah lho. Kenapa? karena yang diperhitungkan oleh kedua belah pihak adalah harga modalnya. begini, misal kasus bapak yang nuker bajigur dnegan jeruk bali. Kata mamang buah, itu harganya 13ribu, nah makanya mamang buah minta makanan yang dia rasa senilai dengan harga jeruk bali. padahal, dari sisi Bapak makanan yang diambil itu ga sampai 13rbu karena Bapak cuma memperhitungkan harga modalnya aja. Nah, begitu pula dari pihak mamang buah.

Begitulah salah satu keuntungan barter ini. makanya masih terjadi di era modern ini. Nah, silakan mencoba mengamati interaksi ini jika terjadi di sekitar teman-teman :D